Minggu, 25 November 2012

Masih Ingatkah Kita pada Sumpah Pemuda ?


Tidak terasa sudah 84 tahun berlalu, tepatnya 28 Oktober 1928, dimana saat itu para pemuda-pemudi di Indonesia bersatu mengucap ikrar sumpah pemuda. Sebuah sumpah setia pada bangsa, tanah air, dan bahasa persatuan, Indonesia. Sumpah yang menjadi pondasi terbentuknya semangat persatuan bangsa Indonesia yang pada kala itu masih dikuasi oleh penjajah sehingga perlu adanya dorongan untuk menumbuhkan rasa nasionalisme cinta Indonesia yang kuat untuk meraih kebebasan dan belenggu kolonialisme.


Sebuah pertanyaan sederhana, masih ingatkah Kita dengan isi sumpah pemuda ?, jika ditanya seperti itu mungkin sebagian pemuda-pemudi Indonesia sudah melupakannya atau mungkin ada juga yang tidak tahu sama sekali apa isi dari sumpah pemuda itu. Maka untuk mengingatkan Kita  apa isi dari sumpah pemuda itu dibawah ini adalah inti dari sumpah tersebut, yang berbunyi :

SOEMPAH PEMOEDA

PERTAMA :
“KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA”.

KEDOEA :
“KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA”.

KETIGA :
“KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENGJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA”.

Djakarta, 28 Oktober 1928
 
Dan karena ejaan yang digunakan masa lalu dengan masa sekarang berubah, maka tulisan pada sumpah pemuda juga disempurnakan. Tidak menghilangkan atau menambah kata-kata pada isinya hanya menyempurnakan ejaan supaya lebih bisa dipahami untuk zaman sekarang, isinya menjadi :

SUMPAH PEMUDA

PERTAMA :
“KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERTUMPAH DARAH YANG SATU, TANAH AIR INDONESIA”.

KEDUA :
“KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA, MENGAKU BERBANGSA YANG SATU, BANGSA INDONESIA”.

KETIGA :
“KAMI PUTRA DAN PUTRI INDONESIA MENGJUJUNG BAHASA PERSATUAN, BAHASA INDONESIA”.

 Jakarta, 28 Oktober 1928


Teks Sumpah Pemuda dibacakan pada waktu Kongres Pemoeda yang diadakan di Waltervreden (sekarang disebut Jakarta) pada tanggal 28 Oktober 1928. Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda, diperdengarkan untuk pertama kalinya lagu “Indonesia Raya” gubahan W.R. Soepratman dengan gesekan biolanya.

Panitia Kongres Pemoeda terdiri dari :
Ketua                  : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua        : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris            : Mohammad Jamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara           : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu I          : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond)
Pembantu II         : R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
Pembantu III        : Senduk (Jong Celebes)
Pembantu IV        : Johanes Leimena (Jong Ambon)
Pembantu V         : Rochjani Soe’oed (Pemoeda Kaoem Betawi)

Kongres ini tidak hanya dihadiri oleh pemuda-pemudi Indonesia saja, tapi golongan Timur Asing Tionghoa juga turut hadir sebagai peninjau Kongres Pemuda pada waktu pembacaan teks Sumpah Pemuda, yang diwakili oleh 4 orang, yaitu :
  1. Kwee Thiam Hong
  2. Oey Kay Siang
  3. John Lauw Tjon Hok
  4. Tjio Djien Kwie

Jika melihat kondisi bangsa Indonesia sekarang ini, dimana muncul banyak konflik yang dilatarbelakangi oleh persoalan-persoalan yang berkaitan dengan identitas diri seperti agama ataupun suku, dan lebih memprihatinkan lagi ketika suatu konflik muncul dari generasi muda seperti tawuran yang melibatkan pelajar atau mahasiswa, barangkali ini bisa menjadi indikasi bahwa semakin lemahnya rasa persartuan dalam diri bangsa Indonesia.

Mengingat kebesaran sejarah sumpah pemuda maka sudah sepatutnya yang kita lakukan sekarang adalah bukan hanya mengenang peristiwa tersebut akan tetapi merenungkan dalam-dalam dan mencoba untuk merefleksikan diri sudah sejauh manakah kita melangkah untuk kemajuan negara Indonesia, rasa nasionalisme kecintaan terhadap negara Indonesia sehingga Kita sebagai generasi penerus bangsa dapat memperjuangkan kedaulatan dan cita-cita Indonesia dengan baik. Bukan hanya pada hari sumpah pemuda saja rasa nasionalisme kita timbul, seharusnya setiap saat kita bisa membakar semangat nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia, meskipun bangsa Indonesia terdiri dari beragam suku, bahasa, namun tetap menjungjung tinggi persatuan yaitu INDONESIA.

Referensi :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar