Selasa, 27 November 2012

Banjir Jakarta



“Jakarta kebanjiran, di Bogor angin ngamuk...”

Sepertinya penggalan lagu dari alm. Benyamin Su’eb diatas benar adanya, akhir tahun telah tiba waktunya hujan menyapa Indonesia. Hampir semua kota di Indonesia mengalami hujan lebat dan sudah dipastikan kota-kota di Indonesia mengalami bencana banjir. Masalah inilah yang menjadi mimpi buruk bagi penduduk khususnya wilayah Jakarta. Sampah-sampah yang menggenang di kali, banyak pemukiman kumuh di bantaran sungai, dan daerah resapan air yang semakin berkurang karena pembangunan gedung-gedung bertingkat, dan apartemen yang megah yang agaknya menjadikan Jakarta menjadi pusat kota metropolitan sekaligus sebagai pusat kota banjir.

Sebenarnya banjir bukan masalah baru lagi di Jakarta karena menurut catatan Ibukota Jakarta telah dilanda bajir sejak tahun 1621. Salah satu bencana banjir terparah yang pernah terjadi di Batavia (Jakarta) adalah banjir yang terjadi pada bulan Februari 1918. Saat itu hampir sebagian besar wilayah Batavia (Jakarta) terendam air. Daerah yang terparah saat itu adalah Gunung Sahari, Kampung Tambora, Suteng, Kampung Klenteng, yang terjadi akibat bendungan kali Grogol jebol.


Dampak yang ditimbulkan oleh banjir :

Merugikan secara umum
Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkenan banjir, baik secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir. Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak terganggu. Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserah banjir.

Penyakit yang timbuk sebagai dampak banjir
Lingkungan yang tidak sehat karena sampah dan kotoran yang hanyut dapat menyebabkan penyakit gatal-gatal dikulit, dan lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak yang terjadi. Sumber air bersihpun tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

Mematikan usaha
Dampak banjir memang luar biasa luas. Rumah, dan perabotan rumah tangga bisa rusak gara-gara terendam banjir. Yang lebih parah jika penduduk memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.

Kerugian administratif
Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat banjir sering kantor, sekolah, atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen pentingnya. Akibat banjir juga sering kali sekolah diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, dikarenakan rumah mereka yang juga terkena banjir atau juga karena gedung sekolahnya dijadikan posko banjir.

Kembali ketitik nol
Karena banjir banyak penduduk yang kehilangan harta benda, keluarga, ataupun orang-orang yang dicintai, berada dititik nol istilah yang tepat setelah kejadian ini karena semua barang habis atau hilang terseret air banjir.


Referensi :

Senin, 26 November 2012

Proyek Mass Rapid Transit (MRT)


Semua warga Jakarta dan sekitarnya mungkin sudah sangat stres dengan kemacetan di hampir semua jalan-jalan Jakarta, bahkan Jakarta diberi julukan “kalau tidak macet, bukan Jakarta namanya”, itulah sebabnya pemerintah membuat proyek untuk mengurangi kemacetan yang disebut Mass Rapid Transit (MRT).

MRT Jakarta yang berbasis rel rencananya akan membentang ±110.8 km, yang terdiri dari koridor Selatan-Utara (Koridor Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang ±23.8 km dan Koridor Timur-Barat sepanjang ±87 km.

Koridor Selatan-Utara (Lebak Bulus-Kampung Bandan) dilakukan dalam dua tahap, yaitu :
  1. Tahap I yang akan dibangun terlebih dahulu menghubungkan Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI sepanjang 15.7 km dengan 13 stasiun (7 stasiun layang dan 6 stasiun bawah tanah) ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016.  
  2. Tahap II akan melanjutkan dari Bundaran HI ke Kampung Bandan (8.1 km) yang akan mulai dibangun sebelum tahap I beroperasi dan ditargetkan beroperasi paling lambat 2020. 
Sedangkan untuk Koridor Timur-Barat saat ini masih dalam tahap perundingan. Koridor ini ditargetkan paling lambat beroperasi pada 2027.


Latar Belakang Pembangunan Transportasi Massal Cepat Berbasis Rel
  • Perkiraan Jakarta macet total : saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta kurang dari 1% per tahun dan menurut Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta hampir setiap hari setidaknya ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru dijalan Jakarta. Studi Japan International Corporation Agency (JICA) 2004, menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem transportasi, diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020.
  • Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian Yayasan Pelangi pada 2005 diperkirakan Rp. 12,8 triliun/thn yang meliputi nilai waktu, biaya bahan bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan Study on Integrated Trancportasion Master Plan (SITRAMP II) tahun 2004, menunjukkan bahwa bila sampai 2020 tidak ada perbaikan pada sistem transportasi maka perkiraan kerugian ekonomi mencapai Rp. 65 triliun/thn.
  • Polusi udara akibat kendaraan bermotor memberi kontribusi 80% dari polusi di Jakarta. MRT Jakarta digerakkan oleh tenaga listrik sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 diperkotaan. Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat yang juga ramah lingkungan. 

Membangun sistem MRT bukanlah semata-mata urusan kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa mudah warga kota melakukan perjalanan atau mobilitas dan seberapa sering mereka dapat melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota.

Tujuan utama dibangunnya sistem MRT adalah memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas perjalanan atau mobilitasnya menjadi lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih ekonomis.

Kelanjutan Pembangunan MRT

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadwalkan paparan publik mengenai keberlanjutan pembangunan MRT akan dilakukan pada Rabu (28/11) mendatang.

“MRT dua hari lagi, semuanya akan dikumpulkan. Akan diundang pakar-pakar transportasi juga PT. MRT Jakarta, supaya semuanya mengerti. Akan dibuka juga untuk publik.” Ujarnya di Balai Kota, Jakarta, Senin (26/11).

Sebelumnya, Jokowi sempat mengeluhkan besaran subsidi yang harus ditanggung pemprov dalam membiayai tarif MRT nantinya.

Dalam hitungan yang dipaparkan oleh PT. MRT Jakarta, besaran tarif hitungan akan mencapai Rp. 38.000/penumpang. Melalui subsidi pemerintah, maka akan ditekan mencapai Rp. 10.000/penumpang.

“Yang disubsidi lebih besar dari harga tiket yang diterapkan. Kalau misalnya 10, disubsidi tiga itu wajar. Tapi kalau nilainya 10 yang disubsidi enam, itu besar sekali.” Ujarnya beberapa waktu lalu.

Namun, sambungnya jika pemerintah hanya mensubsidi Rp. 8.000 dengan harga tiket mencapai Rp. 30.000, siapa yang akan menggunakan mode transportasi publik tersebut.

Oleh sebab itu, dirinya terus memastikan bagaimana kemampuan MRT dalam melakukan return of investment, jelas sistem untuk meningkatkan jumlah penumpang juga jenis perjanjian kerja sama yang dibangun dengan pihak Jepang.

Kita tunggu saja apakah proyek ini akan berjalan lancar, atau malah berhenti ditengah jalan, karena uang yang seharusnya untuk membangun proyek MRT malah “disembunyikan” dikantong pejabat-pejabat yang tidak tahu malu.

Referensi :
Proyek Jakartamrt.com
Sejarah MRT Jakartamrt.com
Kelanjutan MRT bisnis,com