Lulzsec. Namanya memang kurang populer,
apalagi di kalangan masyarakat awam Tanah Air. Tapi, sejatinya kelompok peretas
ini bukan sekumpulan orang sembarangan. Mereka termasuk yang amat
diperhitungkan.
Bagaimana tidak ?
Sepanjang 2011, situs-situs sekaliber CIA, Angkatan Udara AS, Sony Pictures,
hingga Electronic Arts (EA) Games, pernah mereka susupi dan diacak-acak. Badan keamanan Inggris dan Amerika Serikat pun sempat mereka buat
kalang kabut. Nama Lulzsec pun lantas mencuat di jagat maya dunia. Tapi, aksi
Lulzsec terhenti. Empat anggotanya berhasil diringkus di Inggris. Dan pada 16
Mei 2013, keempatnya dijatuhi hukuman penjara. Mereka adalah Ryan Cleary (21
tahun), Jake Davis (20 tahun), Mustafa al-Bassam (18 tahun), dan Ryan Ackroyd
(26 tahun).
Hukuman penjara paling
berat diterima Cleary. Dia dikurung selama 32 bulan. Menyusul Ackroyd yang
harus mendekam di penjara selama 30 bulan. Sementara itu, Davis harus hidup di
balik jeruji besi hingga dua tahun. Terakhir Al-Bassam, ia hanya diberi hukuman
percobaan selama 20 bulan. "Tindakan kelompok hacker Lulzsec itu tindakan
pengecut dan kejam," kata Andrew Hadik, jaksa penuntut umum.
Bagi-bagi Tugas
Dalam melakukan
aksinya, peran dari setiap anggota kelompok berbeda-beda. Ackroyd berperan
sebagai pemilih target dan menentukan strategi. Davids menemaninya sebagai
asisten pembuat strategi. Cleary menyediakan perangkat lunak canggih untuk
melancarkan serangan, sedangkan Al-Bassam bertugas mem-post data-data hasil
curian di Internet agar bisa disantap semua orang dengan cuma-cuma.
Di persidangan,
keempat pemuda ini mengakui kesalahan mereka atas pencurian data di Sony,
membuat berita palsu di situs berita The Sun, dan meretas situs CIA juga
Angkatan Udara AS. Cleary, yang mendapat hukuman terberat, juga mengaku
bersalah atas peretasan ke komputer Angkatan Udara AS. Jaksa Sandip Patel
mengatakan Cleary memang berbeda dibandingkan anggota yang lain. Dia bukan anggota inti Lulzsec, tapi punya peran penting di kelompok
itu. "Dari berbagai barang bukti sudah jelas diketahui bahwa mereka hanya
ingin meraih ketenaran dan publisitas di dunia," kata Patel.
Siapa Lulzsec?
Orang-orang kunci Lulzsec boleh mendekam
sementara di balik sel. Tapi, rekam jejak aksi mereka kerap menjadi buah bibir
di kalangan pemerhati sistem keamanan siber dunia.
Apa saja aksi penting mereka? Ada baiknya, kita berkenalan dulu dengan
kumpulan "orang-orang hebat" ini. Lulz Security, atau biasa dikenal
Lulzsec, adalah kelompok peretas yang mengaku bertanggung jawab atas
serangkaian serangan siber tingkat tinggi sepanjang 2011. Beberapa yang menjadi
sorotan adalah "hasil karya" mereka pada situs milik Sony Pictures
dan CIA. Beberapa pakar keamanan mengatakan Lulzsec sukses
menyedot perhatian publik dengan mengganti tampilan muka situs-situs yang
mereka retas dan lalu menggantinya dengan pesan-pesan sarkastis atau ejekan.
Salah satu pendiri
Lulzsec adalah Hector Monsegur alias Sabu. Pria berusia 24
tahun itu tersohor sebagai seorang spesialis keamanan komputer. Dia lalu
diringkus aparat keamanan Inggris dan lantas membantu aparat untuk melacak
anggota Lulzsec lainnya. Tak butuh
waktu lama, Pemerintah Inggris pun meringkus Cleary, Davis, Al-Bassam, dan
Ackroyd. Aksi Lulzsec mulai menyita perhatian pada pertengahan
2011. Korbannya tidak sedikit. Dimulai
dari Fox Broadcasting Company. Pada Mei 2011, Lulzsec sukses menyusup ke situs
Fox dan menggondol 73 ribu data kontestan X Factor.
Berlanjut pada Juni
2011, giliran situs perusahaan Sony Pictures yang mereka obrak-abrik. Hasilnya,
Lulzsec mengantongi ribuan data-data pelanggan, mulai dari nama, password,
alamat rumah, alamat email, dan tanggal lahir. Lulzsec mengaku telah mencuri
100 ribu data personal, tapi Sony mengklaim data yang diambil hanyalah 37.500. Aksi
mereka pun berlanjut ke level lebih serius. Lulzsec menyusun rencana untuk
memporakporandakan situs-situs pemerintahan. Dan lagi-lagi berhasil.
Sebut saja situs
Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat. Pada 15 Juni 2011, Lulzsec
mengambil alih situs tersebut dengan mematikannya selama tiga jam. Situs Anggota Senat Amerika Serikat, senate.gov, juga kebagian giliran.
Pada 13 Juni 2011, Lulzsec mencuri e-mail dan password sejumlah anggota Senat.
Di situs itu, Lulzsec meninggalkan pesan, "Ini adalah aksi kecil. Apakah
ini termasuk perang, Tuan-tuan?" Ungkapan itu merupakan reaksi keras
mereka atas pernyataan Pentagon yang menyebut serangan siber bisa dianggap
sebagai sebuah tindakan perang.
Pesan para peretas Lulzsec yang ditinggalkan
di situs senate.gov (neowin.net) Aksi mereka terus berlanjut. Di tengah malam,
26 Juni 2011 silam, Lulzsec merilis sebuah pernyataan di website mereka,
memberi tahu bahwa mereka telah pensiun. Dalam rilis terakhirnya berjudul
"50 Days of Lulz", Lulzsec menjelaskan kalau anggotanya ada tujuh
orang dan semua telah "gantung keyboard". Namun, pernyataan itu hanya
omong kosong belaka. Satu bulan kemudian, tepatnya 18 Juli 2011, Lulzsec
kembali beraksi, menyerang situs suratkabar News Corporation. Dalam serangan
itu, Lulzsec membuat berita palsu mengenai kematian Rupert Murdoch, pemilik
News Corp.
Di setiap aksi mereka, Lulzsec memang biasa
meninggalkan pesan bertuliskan "lulz" atau "lol" yang
berarti tertawa terbahak-bahak (laughing out loud). Itu sesuai dengan motto
kelompok peretas ini: "Tertawakan keamanan Anda sejak 2011". Lulzsec
boleh dibilang sangat sering menyerang situs-situs perusahaan yang memiliki
tingkat keamanan yang rendah. Namun, di setiap aksi mereka, Lulzsec mengaku
tidak pernah mencuri data sebuah perusahaan untuk tujuan kriminal. Mereka
mengaku lebih suka mengejek dan membuat malu perusahaan yang mereka anggap
angkuh.
Lulzsec juga menyatakan serangan siber mereka
tidak bertujuan untuk mendapatkan keuntungan finansial, seperti merampok,
mencuri, carding atau pencurian nomor kartu kredit. Mereka mengklaim motivasi
utamanya adalah untuk bersenang-senang dan menciptakan kekacauan. Atau,
kadang-kadang ada juga yang bermuatan politis. Kelompok ini mengatakan pernah
membantu serangan-serangan siber yang dilakukan oleh "teman
seperjuangan" mereka seperti Anonymous, LulzRaft, AntiSec, dan lainnya.
Kini, jagat maya bakal menjadi "lebih aman". Setidaknya, sampai
mereka dibebaskan oleh Kepolisian Inggris sekitar dua-tiga tahun lagi.
Sepandai-pandainya tupai melompat, pada
akhirnya jatuh juga. Begitulah kata-kata yang pantas menghinggapi
peretas-peretas hebat asal Inggris, yang kini harus bertanggung jawab atas
serangkaian serangan siber tingkat tinggi pada tahun 2011.
Korban dari serangan-serangannya seperti
dilansir BBC, 17 Mei 2013 adalah Sony Pictures, EA Games, kantor berita
internasional, serta badan keamanan di Inggris dan Amerika Serikat. Kelompok
hacker itu bernama Lulzsec, terdiri dari empat pria. Mereka adalah Ryan Cleary
(21 tahun), Jake Davis (20 tahun), Mustafa al-Bassam (18 tahun), dan Ryan
Ackroyd 26 tahun. Hukuman penjara
paling berat diterima Cleary, ia dikurung selama 32 bulan. Menyusul Ackroyd
yang harus mendekam di penjara selama 30 bulan.
Sementara Davis
dijebloskan ke penjara hingga dua tahun. Al Bassam, ia
hanya diberi hukuman percobaan selama 20 bulan. "Tindakan kelompok hacker Lulzsec itu pengecut dan kejam,"
kata Andrew Hadik, pengacara di Crown Prosecution Service. Kerugian dari tindakan
kelompok peretas bisa berdampak luas di masa depan. "Kasus
ini menjadi peringatan bagi penjahat-penjahat siber mereka bisa
dikalahkan," tegas Hadik. Dalam melakukan aksinya, peran dari setiap
anggota kelompok berbeda-beda. Ackroyd
berperan sebagai pemilih target dan menentukan strategi, Davids sebagai asisten
pembuatan strategi. Cleary menyediakan perangkat lunak untuk melancarkan
serangan, sementara Al-Bassam bertugas memposting data-data hasil curian secara
online.
Di persidangan,
keempat pemuda mengakui kesalahannya atas pencurian data di Sony, membuat
berita palsu di situs berita The Sun, meretas situs CIA juga Angkatan Udara AS.
Cleary, yang mendapat hukuman terberat, juga mengaku bersalah atas peretasan ke
komputer Angkatan Udara AS. Berbeda dengan yang lainnya, Jaksa Sandip Patel
mengatakan, Cleary bukanlah anggota inti dari kelompok Lulzsec. Tapi, dia ingin
menjadi anggota kelompok itu. "Dari hasil barang bukti sudah jelas
diketahui bahwa mereka hanya ingin meraih ketenaran dan publisitas di dunia,"
kata Patel. Kelompok hacker Lulzsec adalah bagian dari kelompok hacker
Anonymous yang muncul dua tahun lalu.
Kelompok ini sebenarnya tidak memiliki
kepentingan politik dalam serangannya, semata-mata hanya untuk menunjukkan
bahwa mereka mampu meretas. "Kejahatannya adalah mencuri data email, kartu
kredit, situs, dan melancarkan serangan DDoS," ujar Patel. Pemimpin dari
kelompok Lulzsec diduga bernama Hector Monsegur. Pria berusia 24 tahun itu
berhasil ditangkap pada bulan Juni 2011 dan kemudian bekerja sama dengan FBI
untuk membantu mengidentifikasi anggota lain dari Lulzsec. Monsegur ditangkap
atas tuduhan meretas dan mengganti tampilan muka situs-situs pemerintah dengan
program-program kampanye kelompok Lulzsec.
Sumber :
idfl.us
Sumber :
idfl.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar